Membaca dan Menulis, 2 Hal Pokok Pembelajaran di Sekolah
Website Nasty Jumpa
lagi dalam postingan yang mungkin sangat anda perlukan, Silahkan baca infonya
dibawah ini.
Membaca buku dan menulis
karangan adalah dua kegiatan pokok dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Sayangnya,
dua hal tersebut kurang ditekankan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah di
Indonesia. Melihat fenomena tersebut, para sastrawan gelisah.
Bersama
sejumlah sastrawan, Taufiq Ismail menemui beberapa Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, antara lain Fuad Hassan (1983-1985), Nugroho Notosusanto (1985 –
1993), dan Wardiman Djojonegoro (1993 – 1998).
“Kami
menyampaikan kegelisahan mengenai pengajaran sastra di sekolah,” kata Taufiq
Ismail saat menyampaikan materi dalam Lokakarya Membaca, Menulis, dan Apresiasi
Sastra (MMAS) di Hotel Atria, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin malam, 14
November 2016.
Hingga
kini, ia pun melihat pembelajaran Bahasa dan Sastra di sekolah masih didominasi
oleh pelajaran tata bahasa. Padahal, menurutnya, tujuan pembelajaran sastra di
sekolah bukan agar siswa menjadi sastrawan.
“Melainkan
agar mereka suka membaca buku. Ini diajarkan di seluruh dunia. Ini rumusnya,
ini rahasianya!” ujarnya.
Kendati Taufiq melihat Kurikulum 2013 telah mengalami kemajuan
dari kurikulum sebelumnya, namun ia masih merasakan pembelajaran tata bahasa
masih dominan. Hal ini juga disampaikan oleh sejumlah peserta yang berbagi
cerita.
“Keinginan
para sastrawan, di SMA itu dua hal saja: membaca buku dan menulis karangan.
Teknisnya di kelas, Bapak-Ibu yang tahu. Tapi semua ini harus diperjelas dan
diperkukuh dalam silabus,” tegasnya.
Taufiq
menyambut baik mengenai pewajiban membaca buku sastra di sekolah yang mulai
diterapkan di tahun ajaran 2016/2017 ini; siswa SD diwajibkan membaca 6 buku,
siswa SMP 12 buku, dan siswa SMA 18 buku.
“Angka
itu nanti sesudah 10, 15, 20 tahun dinaikkan lagi. Sebagai permulaan, angka itu
sudah bagus,” ujarnya usai menyampaikan paparan. Ia berharap, untuk mendukung
kebijakan tersebut, pemerintah memberikan pelatihan kepada guru dan menyediakan
buku. Buku-buku itulah yang kemudian didalami oleh guru.
Lokakarya
MMAS diselenggarakan di Hotel Atria, Gading Serpong, Tangerang, Banten, pada 14
– 19 November 2016. Pesertanya adalah 92 guru bahasa dan sastra Indonesia yang
berasal dari Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang,
Kabupaten Pandeglang, dan Kota Serang. Narasumber acara adalah para sastrawan
dan akademisi di antaranya Taufiq Ismail, Jamal D. Rahman, dan Yetti Mulyati.
Lokakarya MMAS di Tangerang merupakan lokasi ke-3 dan terakhir pelaksanaan
Lokakarya MMAS tahun ini.
Demikianlah postingan ini, jika menurut Anda Bermanfaat silahkan SHARE, Terimakasih
0 Response to "Membaca dan Menulis, 2 Hal Pokok Pembelajaran di Sekolah"
Post a Comment
Silahkan Berkomentar dengan Jelas dan Sopan