Buku Saku Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
Website Nasty Jumpa lagi dalam postingan yang mungkin sangat anda perlukan, Silahkan baca infonya dibawah ini.
Buku Saku Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menerbitkan Buku Saku Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.
Buku Saku Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan ini diterbitkan untuk memberikan pemahaman tentang pelaksanaan gerakan transisi PAUD ke SD
Buku Saku Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan ini beriisi tentang tanya jawab seputar transisi satuan pendidikan PAUD ke jenjang Sekolah Dasar (SD).
Berikut beberapa isi tanya jawab di dalam Buku Saku Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.
Apa yang dimaksud dengan transisi?
Anak berpindah dan menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar baru
.Apa yang dimaksud dengan Transisi PAUD-SD?
Proses perpindahan peran anak dari peserta didik PAUD menjadi peserta didik SD dimana anak tidak perlu melakukan banyak penyesuaian akibat dari perpindahannya.
Apa saja miskonsepsi dalam literasi?
Masyarakat awam menganggap bahwa literasi dimulai dengan pengenalan huruf, kemampuan mengeja suku kata, kefasihan melafalkan bacaan, dan keterampilan menulis secara drilling (mengandalkan latihan terus menerus) dan mengabaikan konteks.
Pemahaman terkait dengan literasi yang benar: Sejatinya, kecakapan literasi dimulai dari kemampuan anak untuk dapat berkomunikasi, artinya bertukar informasi melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Kemampuan ini dapat ditumbuhkan melalui kegiatan bercakap-cakap, menyimak lagu dan cerita, bermain dan bersosialisasi. Kegiatan pembelajaran tersebut pun dapat dilakukan seiring dengan dilakukannya pengenalan aksara, kata, menulis, dan membaca.
Apakah anak usia dini belum siap untuk belajar numerasi/Matematika?
Anak usia dini dapat secara aktif membangun pemahamannya dari pengalaman sehari-hari mereka terkait berbagai konsep dan strategi Matematika, misalnya ketika ia memiliki dua cokelat dan memberikannya satu untuk adik dapat membuatnya memahami konsep pengurangan. Mereka siap dan bersemangat untuk belajar Matematika/numerasi yang merangsang dan menantang.
Apakah numerasi/Matematika hanya dapat dikuasai oleh anak cerdas dengan gen Matematika (turun-temurun)?
Minat dan pengetahuan matematika yang dibawa anak-anak ke sekolah berbeda karena pengalaman mereka yang berbeda-beda, bukan karena faktor biologis mereka.
Kita tidak boleh melupakan fakta bahwa semua anak, terlepas dari latar belakang dan pengalaman sebelumnya, memiliki potensi untuk belajar Matematika.
Apakah mengajarkan bilangan yang sederhana dan bentuk sudah cukup bagi anak usia dini?
Pembelajaran Matematika anak usia dini bersifat mendalam dan luas, yang mencakup ide-ide besar Matematika di banyak bidang, termasuk bilangan dan operasi hitung, geometri (bentuk dan ruang), pengukuran, aljabar (terutama pola), dan analisis data dalam konteks pembelajaran yang menekankan pemecahan masalah, analisis dan komunikasi.
Apakah literasi lebih penting daripada numerasi untuk anak usia dini?
Numerasi sama pentingnya dengan literasi. Anak-anak belajar berbicara, membaca dan menulis bahasa Matematika untuk mengkomunikasikan ide-ide Matematika.
Jenis bahasa terpenting yang dapat dipelajari anak-anak dalam Matematika adalah bahasa pemikiran, pembenaran, dan pembuktian. Bahasa dan literasi jelas sangat tertanam dalam pembelajaran dan pengajaran Matematika.
Apakah guru dapat menyediakan sarana yang lengkap seperti alat belajar untuk anak belajar numerasi, kemudian membiarkan anak membangun pemahamannya sendiri dengan alat belajar tersebut?
Lingkungan fisik yang kaya, meskipun merupakan indikator kualitas yang penting, tidaklah cukup dengan sendirinya. Faktor krusial bukanlah apa yang dimungkinkan oleh lingkungan, tetapi apa yang sebenarnya dilakukan anak-anak di dalamnya.
Lingkungan mungkin menyediakan ‘makanan untuk berpikir matematis’, tetapi keberadaan makanan untuk berpikir matematis di kelas tidak menjamin bahwa anak-anak akan mencernanya. Guru perlu membantu anak untuk mengolahnya.
Salah satu caranya dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pemicu ketika anak bermain dengan alat belajarnya tersebut. Hal ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan matematis anak menjadi lebih kuat lagi.
Apakah Matematika hendaknya tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri?
Matematika dapat menjadi subjek studi yang menarik dan mengasyikkan dengan sendirinya. Anak-anak terpesona dengan bilangan dan bentuk. Matematika tidak selalu perlu diintegrasikan dengan kegiatan lain untuk menarik anak-anak.
Walau demikian, apabila memungkinkan dan memang berkaitan, Matematika/numerasi dapat diintegrasikan dengan pelajaran lain.
Apakah asesmen dalam Matematika tidak relevan untuk anak usia dini?
Asesmen terutama yang bersifat autentik, relevan untuk anak usia dini. Asesmen yang dipahami dengan baik, diterapkan dengan baik, dan berkelanjutan adalah alat yang sangat diperlukan dalam memfasilitasi keterlibatan dan keberhasilan semua anak dalam Matematika.
Di ruang kelas anak usia dini, observasi merupakan teknik asesmen yang sering digunakan untuk
memahami anak-anak, karena tidak mengancam dan dapat dilakukan secara diam-diam.
Di dalam kasus Matematika, guru sering menggunakan ceklis untuk mencatat pengamatan mereka tentang apakah seorang anak telah menunjukkan pengetahuan Matematika tertentu.
Buku Saku Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan selengkapnya dapat dibaca dan di unduh pada tautan berikut ini.
Selengkapnya untuk mendapatkan file Buku Saku Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan KLIK :
@Salam Website Nasty
0 Response to "Buku Saku Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan"
Post a Comment
Silahkan Berkomentar dengan Jelas dan Sopan