INFO TERKINI :
MUSIK DAN INTERNET

Lihat dan Download Lirik lagu Gratis dan Terlengkap dari lagu Daerah, Nasional, dan Internasional


Penyusunan RPP Pembelajaran Mendalam

Penyusunan RPP Pembelajaran Mendalam


Simak informasi terkait langkah-langkah penyusunan RPP Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) berikut ini.

Langkah-;langkah penyusunan RPP Pembelajaran Mendalam perlu dipahami guru agar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam dapat dibuat secara sistematis, efektif, dan efisien.

Seperti halnya RPP pada umumnya, RPP Pembelajaran Mendalam berfungsi sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran mendalam, sehingga tercipta suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat RPP Pembelajaran Mendalam adalah bahwa implementasi Pembelajaran Mendalam mendorong partisipasi aktif peserta didik dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Guru berperan sebagai aktivator dan motivator yang membantu peserta didik mengeksplorasi, berkreasi, dan mengaitkan hubungan antar konsep.

 

Format RPP Pembelajaran Mendalam

Secara garis besar, format RPP Pembelajaran Mendalam terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu : (1) Identifikasi; (2) Desain Pembelajaran; (3) Pengalaman Belajar; dan (4) Asesmen.

Contoh format RPP Pembelajaran Mendalam beserta komponen-komponennya adalah sebagai berikut.  

1. Identifikasi

  • Mengidentifikasi kesiapan peserta didik
  • Memahami karakteristik materi pelajaran
  • Menentukan dimensi profil Lulusan

2. Desain Pembelajaran

  • Menentukan tujuan pembelajaran
  • Menentukan topik pembelajaran yang kontekstual dan relevan
  • Mengintegrasikan lintas disiplin ilmu yang relevan dengan topik
  • Menentukan kerangka pembelajaran

3. Pengalaman Belajar

  • Merancang pembelajaran dengan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan
  • Merancang tahapan pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan awal, inti dan penutup.
  • Mendeskripsikan pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.

4. Asesmen

  • Asesmen pada awal pembelajaran
  • Asesmen pada proses pembelajaran
  • Asesmen pada akhir pembelajaran

Langkah-langkah penyusunan RPP Pembelajaran Mendalam menyesuaikan dengan format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam tersebut.


Berikut adalah langkah-langkah penyusunan RPP Pembelajaran Mendalam

Identifikasi

1. Mengidentifikasi Kesiapan Murid

a. Analisis Pengetahuan Awal

Guru dapat menggunakan pre-test, diskusi awal, atau pertanyaan pemantik untuk mengetahui pemahaman awal murid terhadap konsep yang akan dipelajari. Hasil dari kegiatan ini digunakan untuk mengidentifikasi kesenjangan pemahaman yang bisa menjadi hambatan dalam proses pembelajaran.

b. Observasi dan Refleksi

Guru mengamati bagaimana murid merespon pertanyaan terbuka, tantangan berpikir kritis, atau tugas eksploratif. Perhatian khusus diberikan pada tingkat keterlibatan, rasa ingin tahu, dan kemampuan murid mengaitkan konsep baru dengan pengalaman sebelumnya.

c. Inventarisasi Gaya Belajar dan Minat

Melalui angket atau wawancara singkat, guru dapat mengidentifikasi gaya belajar dan minat murid. Informasi ini digunakan untuk menyesuaikan strategi pembelajaran agar lebih relevan dan menarik.

d. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)

Murid diberi tugas pemecahan masalah atau proyek kecil untuk menilai kemampuan mereka dalam mengambil keputusan. Guru dapat mengidentifikasi siapa yang membutuhkan pendampingan lebih lanjut.

e. Konteks Sosial dan Emosional

Guru harus memperhatikan faktor-faktor sosial dan emosional, seperti rasa percaya diri dan motivasi murid, yang dapat mempengaruhi kesiapan mereka dalam belajar. Strategi diferensiasi digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan individu atau kelompok.

Dengan mengidentifikasi kesiapan murid secara menyeluruh, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih efektif, bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan, sesuai
dengan potensi setiap peserta didik.

2. Mengidentifikasi Karakteristik Mata Pelajaran

Di dalam memastikan pembelajaran yang mendalam, guru harus mengidentifikasi karakteristik  mata pelajaran agar tidak hanya berorientasi pada pemahaman konseptual, tetapi juga relevan dengan kehidupan nyata. Pembelajaran yang dirancang harus mendorong pengembangan 6C: Character, Citizenship, Collaboration, Communication, Creativity, dan Critical Thinking, sesuai dengan 8 Dimensi Profil Lulusan.

Guru perlu menganalisis kompetensi esensial dan memastikan bahwa tujuan pembelajaran tidak sekadar berfokus pada hafalan, tetapi mendorong eksplorasi konsep-konsep penting.

Upaya lain adalah mengaitkan setiap pelajaran dengan konteks kehidupan nyata, seperti: (1) menghubungkan pelajaran IPA dengan isu lingkungan; dan (2) mengaitkan pelajaran Ekonomi dengan tren bisnis digital.

Strategi yang digunakan juga perlu bersifat eksploratif dan reflektif, misalnya menggunakan pembelajaran berbasis proyek atau pembelajaran berbasis pertanyaan.

Guru dapat mendorong murid untuk merancang proyek, melakukan penelitian, atau menyelesaikan tantangan berbasis data yang kontekstual.

3. Menentukan Dimensi Profil Lulusan

Penentuan dimensi profil lulusan dalam pembelajaran harus dilakukan secara strategis agar sesuai dengan prinsip pembelajaran mendalam: bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan. Guru perlu memilih dimensi profil lulusan yang relevan dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan.

Langkah pertama adalah mengidentifikasi keterkaitan materi dengan profil lulusan, misalnya:

a. Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa : Memiliki keyakinan yang kuat dan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

b. Kewargaan : Memiliki rasa cinta tanah air, bertanggung jawab sebagai warga negara, dan berkontribusi positif bagi masyarakat

c. Penalaran Kritis : Mampu berpikir logis, analitis, dan mampu memecahkan masalah dengan cara yang sistematis.

d. Kreativitas : Mampu berpikir inovatif, menghasilkan ide-ide baru, dan mampu menciptakan solusi yang unik.

e. Kolaborasi : Mampu bekerja sama dengan orang lain, menghargai perbedaan, dan mencapai
tujuan bersama.

f. Kemandirian : Mampu belajar secara mandiri, bertanggung jawab atas tindakan sendiri, dan
mengambil inisiatif.

g. Kesehatan : Menjaga kesehatan fisik dan mental, serta memiliki gaya hidup yang seimbang.

h. Komunikasi : Mampu berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan, serta mampu menyampaikan ide dan gagasan dengan jelas.

Selanjutnya, guru dapat menggunakan pendekatan berbasis pemahaman, aplikasi, da nrefleksi, seperti: Studi kasus untuk memahami konsep, Proyek berbasis tim untuk penerapan pengetahuan, dan  Jurnal refleksi atau diskusi untuk mengevaluasi proses belajar.

Langkah  terakhir, guru merancang asesmen autentik yang mengukur perkembangan murid secara menyeluruh, baik dari sisi akademik maupun karakter. Metodenya dapat berupa portofolio, wawancara, atau observasi. Dengan strategi ini, pembelajaran tidak hanya memperkaya wawasan, tapi juga menumbuhkan keterampilan dan sikap esensial yang relevan dalam kehidupan nyata.

 

Desain Pembelajaran

1. Menentukan Topik Pembelajaran yang Kontekstual dan Relevan

Langkah awal dalam merancang pembelajaran yang bermakna adalah dengan memilih topik yang kontekstual dan relevan. Guru perlu memahami kebutuhan, minat, latar belakang, serta tingkat penguasaan materi dari peserta didik.

Pemahaman ini akan memandu guru dalam mengidentifikasi topik yang tidak hanya sesuai kurikulum, tetapi juga dekat dengan pengalaman sehari-hari murid.

Supaya pembelajaran lebih hidup dan bermakna, topik sebaiknya dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata. Hal ini bisa diwujudkan melalui studi kasus, peristiwa aktual, atau isu sosial yang sedang hangat dibahas. Topik-topik seperti perubahan iklim, kesehatan masyarakat, atau literasi keuangan bisa dijadikan pijakan untuk membangun pemikiran kritis dan kreativitas peserta didik melalui diskusi eksploratif atau proyek kolaboratif.

Pemanfaatan sumber belajar digital seperti video interaktif, eksperimen virtual, hingga simulasi berbasis teknologi dapat memperkuat relevansi pembelajaran. Dengan cara ini, proses belajar tidak hanya menjadi pengalaman yang mendalam, tapi juga aplikatif dalam kehidupan nyata.

2. Mengidentifikasi Lintas Disiplin Ilmu yang Relevan

Integrasi lintas disiplin menjadi salah satu ciri khas dari pembelajaran mendalam. Proses ini diawali dengan memilih tema utama yang berpotensi dihubungkan dengan berbagai bidang ilmu. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi konsep-konsep dari disiplin ilmu yang berbeda untuk mendukung pemahaman holistik terhadap topik tersebut.

Guru dapat merancang pembelajaran yang menggabungkan beberapa perspektif ilmu, seperti melalui model STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) atau pendekatan berbasis masalah (Problem-Based Learning). Ini memungkinkan murid melihat keterkaitan antar ilmu dalam menjawab persoalan dunia nyata.

Penggunaan metode kolaboratif, misalnya proyek kelompok lintas mata pelajaran, membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis. Dengan memahami hubungan antar konsep lintas bidang, murid dapat menginternalisasi materi dengan cara yang lebih dalam dan relevan.

3. Menentukan Kerangka Pembelajaran Mendalam

Supaya pembelajaran mendalam berjalan efektif, guru perlu menentukan kerangka pembelajaran yang mencakup empat aspek utama: praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi digital.

a. Praktis Pedagogis: Guru memilih model pembelajaran yang mendorong eksplorasi dan pemecahan masalah, seperti pembelajaran proyek, pembelajaran inkuiri, atau problem-based learning. Strategi ini mendorong murid aktif membangun pemahaman melalui aktivitas nyata.

b. Kemitraan Pembelajaran: Kolaborasi menjadi kunci pembelajaran bermakna. Guru bisa melibatkan orang tua, komunitas, praktisi industri, hingga akademisi lintas bidang dalam proses belajar. Bentuk kemitraan ini bisa berupa kunjungan lapangan, diskusi ahli, atau mentoring langsung.

c. Lingkungan Pembelajaran: Ciptakan suasana belajar yang mendorong kolaborasi dan eksplorasi. Ini bisa berupa ruang fisik seperti kelas kreatif dan laboratorium, maupun ruang digital seperti forum diskusi daring atau platform pembelajaran berbasis LMS.

d. Pemanfaatan Teknologi Digital: Integrasi teknologi menjadi bagian penting dalam pembelajaran mendalam. Gunakan e-learning, simulasi, augmented reality (AR), bahkan kecerdasan buatan (AI) untuk memperkuat akses, interaktivitas, serta personalisasi pembelajaran.

Dengan menetapkan kerangka ini secara tepat, guru dapat merancang proses pembelajaran yang tidak hanya menyenangkan dan menarik, tetapi juga bermakna, reflektif, dan kontekstual. Semua elemen tersebut saling terhubung untuk mewujudkan pendidikan yang mendalam, berpihak pada murid, dan menjawab tantangan zaman.

 

Pengalaman Belajar

1. Pengalaman Belajar yang Bermakna

Pembelajaran yang efektif tidak hanya soal mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Tiga prinsip ini menjadi dasar dalam merancang proses pembelajaran yang memerdekakan dan menyentuh hati setiap murid.

a. Berkesadaran

Guru perlu merancang pembelajaran secara sadar dengan memperhatikan: Kebutuhan dan potensi unik setiap murid Latar belakang dan keberagaman mereka Kondisi nyata di lingkungan belajar. Dengan cara ini, pembelajaran menjadi lebih inklusif dan relevan.

b. Bermakna

Materi pembelajaran harus dekat dengan kehidupan sehari-hari murid. Ketika siswa mampu mengaitkan pelajaran dengan pengalaman pribadi, mereka: Lebih mudah memahami konsep
Termotivasi untuk belajar lebih lanjut Membangun pemahaman yang lebih dalam, bukan sekadar hafalan

c. Menggembirakan

Belajar seharusnya menjadi proses yang membahagiakan. Suasana belajar yang menyenangkan akan mendorong rasa ingin tahu dan kreativitas siswa. Guru dapat menghadirkan keceriaan melalui: : Permainan edukatif, Eksperimen interaktif, dan Proyek kolaboratif.

2. Tahapan Pengalaman Belajar yang Efektif

Untuk menghasilkan pembelajaran yang benar-benar mendalam, pengalaman belajar dikembangkan melalui tiga tahapan berkelanjutan, sebagai berikut.

Tahap 1: Memahami

Murid menggali konsep melalui: Pembelajaran teori,  Diskusi aktif, dan Demonstrasi langsung

Tahap 2: Mengaplikasikan

Pengetahuan yang telah diperoleh digunakan dalam: penyelesaian tugas bermakna;  eksperimen nyata; dan Proyek berbasis kehidupan sehari-hari.

Tahap 3: Merefleksi

Murid meninjau kembali proses belajar mereka, merenungkan:

  • Apa yang sudah dipelajari?
  • Apa tantangan yang dihadapi?
  • Bagaimana strategi perbaikan ke depan?
  • Tujuan Akhir: Murid tidak hanya memahami secara akademis, tetapi juga menginternalisasi nilai dan keterampilan untuk diterapkan dalam kehidupan nyata.

3. Implementasi Pembelajaran Mendalam

Pembelajaran Mendalam bukan sekadar pendekatan, melainkan perjalanan belajar yang dirancang dengan strategi yang terstruktur:

a. Perencanaan

Guru menyusun pembelajaran dengan mempertimbangkan: Karakteristik murid;  materi pelajaran yang kontekstual; ketersediaan sumber daya; dan kolaborasi dengan mitra belajar

b. Pelaksanaan

  • Proses belajar dijalankan berdasarkan prinsip:
  • Berkesadaran: mengenali kondisi murid;
  • Bermakna: menyambungkan materi dengan dunia nyata;
  • Menggembirakan: menghadirkan suasana aktif, positif, dan menarik

Metode yang digunakan mencakup: memahami, mengaplikasikan, dan merefleksi.

Asesmen

Asesmen merupakan bagian integral dari proses pembelajaran yang tidak hanya berfungsi untuk mengukur hasil belajar, tetapi juga menjadi alat reflektif dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif. Dalam konteks pembelajaran yang berpusat pada murid, asesmen dilakukan secara berkelanjutan dan menyeluruh melalui tiga tahapan utama, sebagai berikut.

1. Asesmen pada Awal Pembelajaran

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan belajar murid, termasuk pemahaman awal, latar belakang pengetahuan, dan kebutuhan individual mereka. Informasi yang diperoleh dari asesmen awal sangat krusial untuk membantu guru:

  • menyesuaikan pendekatan mengajar dengan karakteristik siswa;
  • merancang pembelajaran yang inklusif dan adaptif; dan
  • mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan.

Metode yang dapat digunakan: pre-test, diskusi awal, kuesioner, survei minat, dan
wawancara singkat.

2. Asesmen pada Proses Pembelajaran (Asesmen Formatif)

Asesmen formatif dilakukan secara berkala selama proses belajar berlangsung. Tujuannya
adalah untuk:

  • memantau perkembangan belajar murid;
  • memberikan umpan balik konstruktif secara real-time;
  • menyesuaikan strategi dan metode pembelajaran sesuai kebutuhan.

Melalui asesmen ini, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal,
interaktif, dan relevan. Teknik yang umum digunakan: observasi, refleksi harian, diskusi kelompok, kuis singkat, jurnal belajar, serta pertanyaan terbuka untuk menggali pemahaman.

3. Asesmen pada Akhir Pembelajaran (Asesmen Sumatif)

Asesmen akhir bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana murid telah mencapai kompetensi yang ditargetkan. Lebih dari sekadar pengukuran nilai, asesmen ini juga menggambarkan kualitas pemahaman dan penerapan konsep yang telah dipelajari.

Asesmen sumatif tidak hanya berbasis tes, tetapi juga mengintegrasikan berbagai bentuk penilaian autentik yang menilai kemampuan berpikir kritis dan keterampilan abad 21. Metode yang digunakan, antara lain ujian, portofolio karya, proyek nyata, presentasi, studi kasus, atau produk akhir yang relevan dengan dunia nyata

Melalui pendekatan asesmen yang menyeluruh dan berkesinambungan, guru dapat membantu setiap murid tumbuh optimal sesuai potensi masing-masing, menciptakan iklim belajar yang sehat, reflektif, dan mendalam.

BACA JUGA : Hasil Seleksi Administrasi PPG Bagi Guru Tertentu Periode 1 Tahun 2025


Demikianlah postingan ini, jika menurut Anda Bermanfaat silahkan SHARE, Terimakasih

@Salam Website Nasty

 


telegram

0 Response to "Penyusunan RPP Pembelajaran Mendalam"

Post a Comment

Silahkan Berkomentar dengan Jelas dan Sopan