INFO TERKINI :
MUSIK DAN INTERNET

Lihat dan Download Lirik lagu Gratis dan Terlengkap dari lagu Daerah, Nasional, dan Internasional


Contoh Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta pada Pembelajaran

Contoh Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta pada Pembelajaran

 

Berikut contoh implementasi Kurikulum Berbasis Cinta pada pembelajaran. Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta dapat diterapkan pada intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Kurikulum Berbasis Cinta adalah sebuah kurikulum yang dirancang dengan menitikberatkan pada pengembangan karakter, pembelajaran berbasis pengalaman, serta perhatian mendalam terhadap aspek sosial dan emosional dalam pendidikan.

Kurikulum Cinta ini bertujuan untuk melahirkan insan yang humanis, nasionalis, naturalis, toleran, dan selalu mengedepankan cinta sebagai prinsip dasar dalam kehidupan.

Kurikulum Berbasis Cinta dibangun atas lima nilai utama yang disebut Panca Cinta, yaitu Cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, ⁠Cinta kepada Diri dan Sesama, ⁠Cinta kepada Ilmu Pengetahuan, ⁠Cinta kepada Lingkungan, dan ⁠Cinta kepada Bangsa dan Negeri.

Kelima nilai ini menjadi kerangka dasar dalam membentuk perilaku dan visi hidup peserta didik, yang diintegrasikan tidak hanya dalam pelajaran agama, tetapi lintas mata pelajaran dan jenjang pendidikan.


Contoh Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta pada Pembelajaran

A. Intrakurikuler

Topik Panca Cinta : Cinta Allah dan Rasul-Nya, Cinta Lingkungan

Mata Pelajaran : Fikih

Pembahasan : Wudu

Tujuan Pembelajaran : Murid dapat melaksanakan wudu sesuai syarat dan rukun juga memperhatikan kelestarian lingkungan
sebagai wujud cinta Allah dan rasul-Nya dan cinta lingkungan.

Materi Integrasi KBC :

1. Mensyukuri nikmat Allah Swt. melalui rasa syukur dalam perilaku sehari-hari.

2. Mempraktikkan sifat-sifat Rasulullah: hemat/tidak boros.

3. Praktik menjaga kebersihan (thaharah) dan hemat energi (larangan ishraf).

Metode : Project Based Learning (FIDS)

Proses Belajar : Dengan alur FIDS (Feel, Imagine, Do, Share) murid langsung mengalami dan menyadari apakah wudu mereka tabdzir (membuang-buang) dalam penggunaan air atau tidak.

Alur Pembelajaran:

1. Feel: Melalui observasi dan pengukuran yang dilakukan murid teridentifikasi telah menghabiskan 9 liter air ketika berwudu. Selain itu, data menunjukkan bahwa masjid adalah tempat yang paling banyak mengonsumsi air setelah hotel dan mal. Dari informasi di internet, di berbagai negara kini sudah mengalami krisis air bersih.

2. Imagine: Murid mencari tahu berapa banyak air yang dihabiskan Rasulullah setiap kali berwudu. Ternyata Rasulullah wudu dengan air satu mud. Jika dikonversi ke liter satu mud sama dengan 0,5 liter. Rasulullah itu sangat hemat air.

3. Do: Murid mempraktikkan wudu hemat air ala Rasulullah. Mereka berwudu dengan menggunakan air satu botol air mineral ukuran sedang. Ternyata dengan cara yang tepat, kita bisa berwudu cukup hanya dengan satu botol air mineral.

4. Share: Murid melakukan edukasi wudu hemat air kepada murid lain. Murid juga membuat video yang di-share ke audiens lebih luas agar melakukan wudu yang hemat air.

 

B. Kokurikuler

Topik Panca Cinta : Cinta Allah dan Rasul-Nya, Cinta Lingkungan

Mata Pelajaran Lintas Ilmu : Aqidah Akhlak, IPA

Pembahasan : Asmaul Husna Ar-Rahman, Al-Wadud, Al-Karim

Materi Integrasi KBC :

1. Mengenal Asmaul Husna untuk meneladani sifat-sifat mulia Allah Swt., yaitu Ar-Rahman, Al-Wadud, Al-Karim

2. Menghindari fasad dan larangan merusak lingkungan.

Metode : Experiential Learning (ARKA)

Proses Belajar : Murid diajak untuk melakukan outing yang bertujuan untuk mengintegrasikan pembelajaran cinta terhadap Allah dan cinta terhadap lingkungan. Dengan metode 54321, murid akan merasakan langsung cinta Allah yang tersebar di seluruh alam, sambil memperhatikan pentingnya menjaga lingkungan dan menghindari kerusakan (fasad).

Alur Pembelajaran:

1. Aktivitas: Lakukan outing dengan jalan kaki ke alam. Minta murid untuk melakukan aktivitas 54321, yaitu:

• Lihat lima benda secara fokus, sebagai bentuk penghargaan terhadap ciptaan Allah yang Maha Pengasih (Ar-Rahman).

• Dengarkan empat suara secara fokus, mendengarkan alam sebagai wujud cinta Allah yang Maha Penyayang (Al-Wadud), yang selalu memberikan kedamaian melalui suara alam.

• Pegang atau raba tiga benda secara seksama, merasakan karunia Allah yang Maha Mulia (Al-Karim), yang memberikan keindahan dan manfaat dalam setiap ciptaan-Nya.

• Cium atau hirup wangi dua benda, mengingatkan kita akan rahmat Allah yang tersebar di alam semesta.

• Makan satu benda atau tumbuhan, sebagai rasa syukur atas karunia kehidupan yang diberikan Allah.

2. Refleksi: Ajak murid berefleksi tentang sensasi yang dirasakan dari aktivitas tadi. Tanyakan apakah ada perbedaan pengalaman antara saat mereka berjalan di alam tanpa memfokuskan perhatian dan saat mereka melakukan aktivitas dengan penuh kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Jelaskan bahwa keindahan alam adalah pancaran cinta Allah yang harus dijaga dan dihargai, sesuai dengan larangan Allah untuk tidak merusak alam (fasad).

3. Konsep: Jelaskan bahwa semua yang mereka lihat, dengar, hirup, dan rasakan adalah wujud dari tajalli atau pancaran cinta Allah. Allah menampilkan sifat-Nya yang Maha Pengasih (Ar-Rahman), Maha Penyayang (Al-Wadud), dan Maha Mulia (Al-Karim) melalui setiap ciptaan-Nya, termasuk alam yang perlu dilindungi dari kerusakan dan eksploitasi. Hubungkan dengan ayat yang berbunyi, “Kemana pun kamu melihat, di sana ada wajah Allah,” yang mengajarkan bahwa setiap sudut alam adalah tanda cinta-Nya.

4. Aplikasi: Berikan tantangan kepada murid selama seminggu ke depan untuk memberikan perhatian penuh pada lingkungan sekitar mereka, sehingga mereka dapat merasakan kehadiran Allah di sekitar mereka dan menghindari perbuatan merusak lingkungan (fasad). Tantangan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bahwa menjaga alam adalah bagian dari cinta kepada Allah, sesama, dan bumi.

 

C. Ekstrakurikuler

Topik Panca Cinta : Cinta Ilmu, Cinta Diri dan Sesama

Ekstrakurikuler : Banjari (Latihan Rutin Hadrah Religi)

Materi Integrasi KBC :

1. Cinta Ilmu: Pilar sukses mencari ilmu: niat, tekun, tawakal, wara’, yakin, dan syukur.

2. Cinta Diri dan Sesama: Membiasakan akhlak terpuji kepada diri sendiri, seperti tawakal, syukur, sabar, kreatif, produktif, dan inovatif.

Metode : Experiential Learning (ARKA) & Collaborative Learning

Proses Belajar : Dalam latihan Banjari, murid akan diberi kesempatan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Cinta Ilmu dan Cinta Diri dan Sesama melalui kegiatan yang melibatkan pengembangan diri serta penguatan sikap positif dalam diri mereka.

Alur Pembelajaran:

1. Aktivitas: Murid mulai latihan hadrah dengan niat yang tulus untuk mencari ilmu, tekun dalam berlatih, dan tawakal kepada Allah atas hasilnya. Mereka juga diajarkan untuk bersyukur atas setiap kemajuan yang dicapai. Selama latihan, murid akan mengembangkan akhlak terpuji kepada diri mereka sendiri, seperti sabar, produktif, dan kreatif, serta bekerja sama dengan teman-teman dalam suasana tawadhu dan saling menghargai.

2. Refleksi: Setelah latihan, murid diajak untuk merenung tentang penerapan niat, tekun, tawakal, dan syukur dalam proses belajar serta bagaimana mereka menjaga akhlak baik kepada diri sendiri dan sesama dalam kehidupan sehari-hari.

3. Konsep: Murid akan memahami bahwa belajar bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga penguatan karakter seperti ketekunan, tawakal, dan sikap baik terhadap diri sendiri dan sesama. Cinta terhadap ilmu dan sesama adalah landasan penting dalam proses pembelajaran.

4. Aplikasi: Murid diberi tantangan untuk menerapkan nilai-nilai yang dipelajari, seperti berbagi ilmu, menjaga kebersihan, dan menunjukkan sikap tawakal dan sabar dalam aktivitas sehari-hari mereka, serta menunjukkan akhlak terpuji dalam hubungan dengan orang lain.

 

D. Iklim/Budaya Madrasah

Topik Panca Cinta : Cinta Allah dan Rasul-Nya, Cinta Diri dan Sesama

Iklim/Budaya Madrasah : Pembiasaan Salat Dhuha

Materi Integrasi KBC :

1. Mensyukuri nikmat Allah Swt. melalui rasa syukur dalam perilaku sehari-hari.

2. Membiasakan akhlak terpuji kepada diri dan sesama melalui ibadah dan interaksi sehari-hari.

Metode : Pembelajaran mendalam

Proses Belajar : Dalam Pembiasaan Salat Dhuha, murid akan diberi kesempatan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Cinta Allah dan Rasul-Nya serta Cinta Diri dan Sesama melalui ibadah yang penuh kesadaran, memperdalam hubungan spiritual dengan Allah, dan menumbuhkan sikap syukur serta kebahagiaan dalam diri mereka.

Alur Pembelajaran:

1. Mindful: Setiap pagi, murid diminta untuk melaksanakan Salat Dhuha dengan penuh kesadaran. Sebelum melaksanakan salat, guru mengajak murid untuk menarik napas dalam-dalam, menenangkan pikiran, dan memusatkan perhatian pada niat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam setiap gerakan dan bacaan, murid diingatkan untuk hadir sepenuhnya dalam ibadah, merasakan kehadiran Allah, dan meletakkan hati mereka dalam setiap doa. Fokus utama adalah untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan hati yang tulus dan penuh pengharapan.

2. Meaningful: Setelah selesai Salat Dhuha, murid diajak untuk refleksi dalam kelompok atau individu. Tanyakan kepada murid tentang perasaan mereka setelah salat: Apa yang mereka rasakan dalam hati setelah beribadah? Murid akan menggali makna dari setiap doa yang  mereka panjatkan, serta merenungkan bagaimana Salat Dhuha memberi mereka kekuatan untuk mencintai diri mereka sendiri dan sesama. Proses ini juga memberikan kesempatan untuk berbicara tentang bagaimana rasa syukur dalam ibadah dapat memperkuat hubungan mereka dengan Allah dan sesama manusia, serta pentingnya menjaga akhlak terpuji terhadap diri sendiri dan orang lain.

3. Joyful: Salat Dhuha dipahami sebagai cara untuk merasakan kebahagiaan dalam beribadah dan mencintai Allah dengan tulus. Rasa syukur yang muncul setelah salat tidak hanya memberikan kedamaian hati, tetapi juga meningkatkan rasa cinta kepada diri sendiri. Kebahagiaan dalam beribadah mengalir dalam setiap tindakan positif kepada diri dan sesama. Salat Dhuha mengingatkan murid bahwa setiap ibadah yang dilakukan dengan penuh kesadaran adalah bentuk cinta kepada diri mereka sendiri, serta langkah menuju kehidupan yang lebih bermakna, dengan tujuan untuk berbagi kebaikan kepada orang lain.

4. Joyful dan Meaningful: Setelah Salat Dhuha, murid diberikan kesempatan untuk mempraktikkan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Mereka diajak untuk berbagi kebahagiaan dan kebaikan dengan sesama, seperti membantu teman yang kesulitan, menjaga hubungan baik dengan keluarga, atau berbagi ilmu yang bermanfaat. Setiap murid diberikan tantangan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, berusaha sabar, dan tetap rendah hati dalam segala aktivitas, baik di madrasah maupun di rumah. Ini akan membantu mereka untuk merasakan bahwa tindakan-tindakan tersebut adalah bentuk nyata dari rasa cinta kepada Allah, diri mereka sendiri, dan sesama.

BACA JUGA :Modul Pembelajaran Mendalam Dilengkapi Format dan Contoh RPP

 Membangun Generasi Emas 2045: Revolusi Pendidikan dengan Kurikulum Berbasis  Cinta di Madrasah - Madrasah Hebat Bermartabat

Demikianlah postingan ini, jika menurut Anda Bermanfaat silahkan SHARE, Terimakasih

@Salam Website Nasty

telegram

0 Response to "Contoh Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta pada Pembelajaran"

Post a Comment

Silahkan Berkomentar dengan Jelas dan Sopan