Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
JUDUL
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI telah menerbitkan Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua.
Pembelajaran Mendalam (PM) dirancang sebagai pendekatan yang mampu menjawab tantangan krisis pembelajaran dan kebutuhan pembelajaran abad ke-21. Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, penerapan pengetahuan dalam konteks dunia nyata, serta pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam ini disusun sebagai landasan akademik untuk mendukung implementasi Pembelajaran Mendalam di Indonesia dalam rangka menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif dan berdaya saing global.
Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) ini diharapkan menjadi panduan yang bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam menciptakan pendidikan bermutu dan merata untuk semua.

Ringkasan Eksekutif
Indonesia memiliki keberagaman yang merupakan modal berharga untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kontekstual dan bermakna. Pemanfaatan teknologi merupakan peluang akses pendidikan bagi berbagai lapisan masyarakat.
Momentum Bonus Demografi 2035 dan visi Indonesia Emas 2045 menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi sistem pendidikan di Indonesia.
Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan generasi menuju visi Indonesia Emas 2045. Pendidikan dasar dan menengah di Indonesia berupaya dengan cepat dan tepat untuk mengakselerasi dampak pendidikan melalui berbagai pendekatan pembelajaran, salah satunya Pembelajaran Mendalam (PM).
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menyusun Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam. Proses penyusunan naskah akademik ini melibatkan para pakar, akademisi, dan praktisi dalam berbagai bidang ilmu dan keahlian baik dari unsur perguruan tinggi, guru, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Tim penyusun tersebut telah melakukan kajian literatur dan diskusi kelompok terpumpun secara intensif untuk membahas berbagai hal terkait dengan filosofi, teori, konsep dan strategi implementasi pendekatan PM yang disesuaikan dengan konteks Indonesia.
Untuk konteks Indonesia, Pembelajaran Mendalam bukan kurikulum melainkan suatu pendekatan pembelajaran. Pembelajaran Mendalam juga bukan pendekatan baru dalam sistem pendidikan Indonesia.
Sejak tahun 1970-an telah dikenalkan pendekatan pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), Contextual Teaching and Learning (CTL).
Akan tetapi, semua pendekatan tersebut masih banyak menghadapi kendala, baik dalam tataran konsep maupun implementasi. Oleh karena itu, PM berfungsi sebagai fondasi utama dalam peningkatan proses dan mutu pembelajaran.
Penerapan Pembelajaran Mendalam pada setiap jenjang pendidikan perlu didukung oleh ekosistem pembelajaran yang kondusif, kemitraan pembelajaran yang luas dan bermakna, dan pemanfaatan teknologi digital yang efektif agar terwujud belajar penuh kesadaran dan perhatian, bermakna dan relevan, serta belajar dengan gembira, antusias dan semangat.
Pembelajaran Mendalam didefinisikan sebagai pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu.
Kerangka kerja Pembelajaran Mendalam terdiri atas empat komponen, yaitu (1) dimensi profil lulusan, (2) prinsip pembelajaran, (3) pengalaman belajar, dan (4) kerangka pembelajaran.
Profil lulusan terdiri atas delapan dimensi, yaitu (1) keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) kewargaan, (3) penalaran kritis, (4) kreativitas, (5) kolaborasi, (6) kemandirian, (7) kesehatan, dan (8) komunikasi.
Baca : 8 Dimensi Profil Lulusan Implementasi Pembelajaran Mendalam
Dimensi profil lulusan merupakan kompetensi utuh yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik setelah menyelesaikan proses pembelajaran dan pendidikan.
Prinsip Pembelajaran Mendalam terdiri atas berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). Prinsip-prinsip PM akan mampu memuliakan guru, siswa, dan pemangku kepentingan pendidikan lain serta memberikan pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.
Guru memberikan kesempatan peserta didik mendapatkan pengalaman belajar untuk proses perolehan pemahaman, mengaplikasi dalam berbagai konteks, serta merefleksikan PM. Komponen kerangka pembelajaran terdiri atas praktik pedagogis, lingkungan pembelajaran, kemitraan pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi digital.
Penerapan pendekatan PM juga berimplikasi terhadap urgensi penyelarasan antar peraturan perundang-undangan terkait dengan standar nasional pendidikan, kurikulum, buku teks pelajaran, proses pembelajaran, dan asesmen.
Latar Belakang
Dinyatakan dalam Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) bahwa Pembelajaran Mendalam telah diterapkan di beberapa negara, baik secara eksplisit dan implisit sebagai prinsip kurikulum dan pendekatan pembelajaran.
Norwegia menerapkan kurikulum menggunakan PM sebagai framework kurikulum dengan menerapkan konten esensial, pendekatan multidisiplin dan interdisiplin dalam mengembangkan transferable skills peserta didik (Norwegian Ministry of Education and Research, 2015).
Kurikulum baru ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas (transferable skills) yang dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran dan konteks.
Beberapa negara telah menerapkan prinsip PM seperti Inggris, Finlandia, Jerman, Australia, Jepang, Korea Selatan dan beberapa negara lainnya dengan menciptakan pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
Beberapa negara menerapkan pembelajaran yang inklusif untuk menciptakan kenyamanan peserta didik untuk berpartisipasi mencapai kompetensinya. Pendekatan PM berbasis mata pelajaran, rumpun, antardisiplin, dan bahkan transdisiplin secara kontekstual.
Pendekatan PM menekankan pembelajaran yang mendalam, kontekstual, dan bermakna, sehingga mendorong kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan penyelesaian masalah.
Pembelajaran Mendalam meliputi pemahaman dan keterkaitan hubungan antara pengetahuan konseptual dan prosedural dan kemampuan untuk mengaplikasi pengetahuan konseptual pada konteks yang baru (Hattie & Donoghue, 2016; Parker et al., 2011; Winch, 2017).
Pendekatan ini akan dipermudah dengan pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses belajar, sekaligus memanfaatkan praktik-praktik baik yang sudah ada.
Di dalam menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian, kemampuan berpikir adaptif yang dikembangkan melalui PM menjadi bekal penting bagi generasi muda.
Penerapan PM ini berada pada momentum yang krusial. Berdasarkan kurva laju pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk usia wajib belajar diprediksi akan segera diikuti oleh fase penurunan.
Pendidikan harus memanfaatkan momentum puncak jumlah penduduk usia produktif yang ditujukan meraih bonus demografi. Data proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2050, jumlah penduduk usia di atas 65 tahun akan bertambah hampir tiga kali lipat, sementara jumlah anak usia sekolah akan berkurang signifikan.
Dengan demikian, sistem pendidikan harus segera bertransformasi untuk menyiapkan generasi produktif yang berkualitas saat puncak demografi terjadi, sekaligus memastikan Indonesia siap menghadapi tantangan populasi usia lanjut di masa depan.
Pendidikan yang
menerapkan potongan atau sebagian pendekatan PM sesungguhnya sudah
diterapkan di Indonesia, tetapi masih sangat terbatas, belum utuh, dan
belum secara sistematis dalam memastikan terlaksananya pembelajaran yang
berkesadaran, bermakna, dan
menggembirakan.
Salah satu contoh penerapan irisan-irisan pendekatan PM pada SMK adalah pembelajaran berbasis praktik langsung (learning by doing) yang umumnya dilakukan melalui teaching factory, serta kolaborasi erat dengan dunia industri dan pengguna lulusan (link and match).
Hasilnya, peserta didik tidak hanya mengembangkan karakter, soft skills, dan hard skills yang kontekstual, tetapi juga menjadi lulusan yang kompeten, mandiri, serta mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan tantangan global. Kolaborasi antara guru, orang tua, kepala sekolah, serta seluruh pemangku kepentingan menjadi elemen esensial dalam mewujudkan ekosistem pembelajaran yang produktif dan relevan.
Tiga prinsip dalam pendekatan Pembelajaran Mendalam, yaitu berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Ini berarti bahwa PM secara utuh dan sistematis tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, tetapi juga menjadi katalisator transformasi yang dapat mendorong kesadaran kolektif dan mempercepat pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Langkah strategis implementasi PM ini menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan global, menghadirkan pendidikan bermutu yang relevan dengan kebutuhan masa depan serta mewujudkan pemerataan pendidikan di Indonesia.
Untuk menjamin efektivitas dan efisiensi penerapan PM dalam konteks pendidikan di Indonesia, diperlukan naskah akademik Pembelajaran Mendalam yang akan menjadi acuan dalam pembuatan berbagai kebijakan dan keputusan yang relevan.
Tujuan
Tujuan penyusunan naskah akademik Pembelajaran Mendalam ini meliputi sebagai berikut.
1. Memberikan landasan bagi pengambilan kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terkait penerapan PM di Indonesia.
2. Menyediakan acuan bagi pengembangan program dan kegiatan untuk memastikan ketersediaan dan kecukupan sumber daya serta infrastruktur yang diperlukan dalam penerapan PM.
3. Mendeskripsikan kerangka kerja strategis implementasi PM yang meliputi kerangka waktu dan distribusi tugas fungsi unit utama di lingkungan Kemendikdasmen.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah akademik tentang konsep dan implementasi Pembelajaran Mendalam di Indonesia, yaitu sebagai berikut.
1. Konsep akademik Pembelajaran Mendalam dengan prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
2. Faktor pendukung yang perlu dipersiapkan untuk menerapkan Pembelajaran Mendalam dalam sistem pendidikan Indonesia pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah, terutama pada aspek infrastruktur, sumber daya manusia, dan kebijakan.
BACA JUGA : UNDUH KUMPULAN MATERI PEMBELAJARAN MENDALAM (DEEP LEARNING)
UNDUH Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
@Salam Website Nasty
0 Response to "Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)"
Post a Comment
Silahkan Berkomentar dengan Jelas dan Sopan