Cara Merancang Asesmen Kokurikuler
Cara Merancang Asesmen Kokurikuler
Kokurikuler adalah kegiatan di sekolah yang dilakukan oleh peserta didik untuk menguatkan, memperdalam, atau sebagai pengayaan mata pelajaran yang sudah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengoptimalkan penguatan pendidikan karakter dan pengembangan kompetensi peserta didik.
Kompetensi yang dikembangkan melalui kegiatan kokurikuler adalah delapan dimensi profil lulusan, yaitu: 1) keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 2) kewargaan; 3) penalaran kritis; 4) kreativitas; 5) kolaborasi; 6) kemandirian; 7) kesehatan; dan 8) komunikasi.
Kerangka pembelajaran kokurikuler disusun dengan memperhatikan empat komponen penting yang saling terhubung, yaitu: (1) praktik pedagogis; (2) lingkungan pembelajaran; (3) kemitraan pembelajaran; dan dan (4)pemanfaatan teknologi digital.
DI dalam upaya mencapai tujuan kokurikuler tersebut, maka dibutuhkan asesmen kokurikuler untuk mengukur dan mengevaluasi keberhasilan kegiatan. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian kokurikuler adalah bahwa pelaksanaan kokurikuler dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaannya.
Cara Merancang Asesmen Kokurikuler
Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari kegiatan kokurikuler. Melalui asesmen, guru dan murid bersama-sama merefleksikan tujuan pembelajaran yang telah dijalani, khususnya berkenaan dengan pencapaian delapan dimensi profil lulusan.
Asesmen dari kegiatan kokurikuler dilaporkan dalam kolom tersendiri pada rapor hasil belajar. Bentuk pelaporan secara umum, tidak selalu harus mengacu pada Capaian Pembelajaran dari suatu mata pelajaran.
Asesmen dalam kegiatan kokurikuler menggunakan asesmen formatif dan asesmen sumatif. Asesmen formatif dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik yang bersifat membangun, membantu murid merefleksikan pembelajarannya, dan memberikan informasi bagi guru untuk menyesuaikan strategi pembelajaran.
Contoh
bentuk asesmen formatif diantaranya jurnal refleksi harian murid,
observasi keterlibatan murid, tanya-jawab terbuka, umpan balik teman
sebaya, penilaian diri, dan bentuk lainnya, Asesmen sumatif dilakukan
pada akhir kegiatan kokurikuler untuk melihat sejauh
mana tujuan pembelajaran tercapai.
Asesmen ini mencakup hasil akhir yang dihasilkan murid, baik berupa karya, aksi, maupun presentasi. Contoh bentuk asesmen sumatif dengan teknik penilaian kinerja berupa poster kampanye yang dibuat murid dalam proyek kolaboratif, presentasi akhir proyek kokurikuler, laporan pengamatan atau refleksi tertulis, produk berbasis kebudayaan lokal (dalam bentuk karya seni, video, atau pertunjukan), lembar penilaian kebiasaan (dalam G7KAIH) berdasarkan catatan harian, dan bentuk penilaian lainnya.
Hal yang perlu diperhatikan ketika menyusun asesmen kokurikuler, antara lain sebagai berikut.
1. Mengacu pada alur perkembangan Delapan Dimensi Profil Lulusan. Asesmen harus dirancang untuk menilai ketercapaian dimensi profil lulusan secara ringkas.
2. Fleksibel dan Kontekstual. Asesmen sebaiknya cukup fleksibel untuk disesuaikan dengan konteks kegiatan, bentuk kokurikuler (pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu, G7KAIH, atau cara lainnya), serta karakteristik murid dan satuan pendidikan.
3. Asesmen formatif dan sumatif dalam kokurikuler dapat diintegrasikan dalam asesmen intrakurikuler jika diperlukan, dengan tetap memasukkan deskripsi kokurikuler di kolom rapor.
4. Deskripsi di rapor didasarkan pada asesmen formatif dan sumatif
Di dalam pelaksanaan kokurikuler, satuan pendidikan dapat membuat rencana kegiatan untuk satu tahun ajaran. Di dalam pelaksanannya, satuan pendidikan bisa memilih jenis kokurikulernya berdasarkan hasil analisis
BACA JUGA :Contoh Aktivitas Kegiatan Kokurikuler di Sekolah
@Salam Website Nasty
0 Response to "Cara Merancang Asesmen Kokurikuler"
Post a Comment
Silahkan Berkomentar dengan Jelas dan Sopan