INFO TERKINI :
MUSIK DAN INTERNET

Lihat dan Download Lirik lagu Gratis dan Terlengkap dari lagu Daerah, Nasional, dan Internasional


Contoh RPP Kokurikuler Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Contoh RPP Kokurikuler Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat


Salah satu hal yang harus disiapkan setelah satuan pendidikan menyusun kegiatan kokurikuler adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kokurikuler. Berikut dibagikan contoh RPP Kokurikuler Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH)

Kegiatan kokurikuler dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk utama yang dapat dipilih dan dikembangkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan karakteristik murid dan konteks satuan pendidikan. Salah satu bentuk kegiatan kokurikuler tersebut adalah melalui pembelajaran kolaboratif Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 GKAIH).

Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (G7KAIH) berbasis kebiasaan dan pembelajaran mendalam yang mengedepankan pembelajaran penuh kesadaran (meaningful learning), bermakna (mindful learning), dan menyenangkan (joyful learning). Dalam rangka mencapai sebuah kebiasaan diperlukan pembiasaan, dan pembiasaan memerlukan ekosistem pendukung yang dilakukan bersama
mitra yang disebut dengan Catur Pusat Pendidikan.

Kegiatan kokurikuler G7KAIH ini fokus pada pembentukan karakter murid melalui pembangunan pembiasaan positif yang dilakukan secara rutin, konsisten, dan terencana. Ketujuh kebiasaan tersebut meliputi: 1) Bangun pagi; 2) Beribadah; 3) Berolahraga; 4) Makan sehat dan bergizi; 5) Gemar belajar; 6) Bermasyarakat, dan 7) Tidur Cepat.

Sebagai kegiatan kokurikuler, G7KAIH bukan sekedar ajakan moral atau slogan harian, melainkan bagian dari proses pendidikan karakter yang perlu dirancang melalui identifikasi kebutuhan, tujuan yang jelas, langkah pelaksanaan yang sistematis, pendampingan, dan asesmen untuk merefleksikan perubahan kebiasaan dan sikap murid. Pada satuan PAUD, kegiatan kokurikuler G7KAIH dapat diintegrasikan dengan intrakurikuler selama tema dan kegiatan terkait dengan 7KAIH.


Kegiatan kokurikuler G7KAIH perlu memperhatikan persyaratan, antara lain;

a. tujuan memperkuat minimal satu dari delapan dimensi profil lulusan;

b. memperhatikan paduan antara aktivitas pembiasaan dan pengolahan lanjut hasil catatan harian; dan

c. asesmen boleh dikaitkan dengan satu atau lebih mata pelajaran/muatan pembelajaran yang relevan.

Implementasi 7 KAIH dapat dilakukan dalam berbagai bentuk aktivitas yang menggembirakan, seperti jurnal kebiasaan harian, tantangan kelas mingguan, kampanye kebiasaan baik, turun ke lapangan, wawancara dengan tokoh masyarakat atau tokoh agama, riset, hingga aksi kolaboratif antar kelas atau tingkat.

Berikut gambaran tahapan Pengembangan kegiatan kokurikuler G7KAIH:

Tahapan Pengembangan Kegiatan Kokurikuler Gerakan 7KAIH
Tahapan Pengembangan Kegiatan Kokurikuler Gerakan 7KAIH

Penguatan karakter melalui G7KAIH dilakukan beberapa tahapan, antara lain penentuan dimensi profil lulusan, penentuan tema, penentuan pembiasaan (pelaksanaan G7KAIH), penyusunan perencanaan kokurikuler, pelaksanaan kokurikuler, dan evaluasi dan tindak lanjut.

Penentuan tema dalam kegiatan kokurikuler wajib memperhatikan dimensi profil lulusan yang ingin dicapai, sekaligus menentukan pembiasaan yang akan dilakukan. Pembiasaan ditentukan dengan memperhatikan aktivitas kebiasaan yang akan dilakukan dan dukungan dari Catur Pusat Pendidikan guna membangun ekosistem pendukung.

Dalam penyusunan perencanaan memperhatikan praktik pedagogis yang dilakukan, lingkungan dan kemitraan pembelajaran, pemanfaatan teknologi digital, aktivitas kegiatan yang dilakukan, dan evaluasi dan tindak lanjut.

Pelaksanaan terdiri dari 4 (empat) kegiatan utama, yaitu (1) membangun kesepakatan antara guru dan murid sebagai upaya membangun kesadaran sekaligus menjelaskan pelaksanaan kegiatan kokurikuler yang akan dilakukan (catatan harian, aktivitas pendampingan, dan refleksi); (2) melaksanakan kebiasaan dan melakukan monitoring serta melakukan pembahasan secara berkala hasil evaluasi dari kebiasaan yang dilakukan melalui catatan harian atau jurnal (jurnal kebiasaan harian, tantangan kelas mingguan, kampanye kebiasaan baik, turun ke lapangan, wawancara dengan tokoh masyarakat atau tokoh agama, riset, hingga aksi kolaboratif antar kelas atau tingkat); (3) melakukan diseminasi dan advokasi dengan memberikan materi-materi penting dan berinteraksi dengan praktisi maupun narasumber terkait dengan kebiasaan; dan (4) membangun kemitraan.

Pada tahapan evaluasi terdiri asesmen dan evaluasi serta tindak lanjut. Asesmen yang dilakukan untuk melihat dampak yang terjadi setelah dilakukan pembiasaan. Evaluasi yang dilakukan adalah pelaksanaan kegiatan kokurikuler, dengan melihat masukan (input), proses (process), hasil (outcome. Tindak lanjut merupakan kebijakan atau program atau aktivitas yang akan dilakukan setelah melihat hasil asesmen dan evaluasi untuk menyempurnakan keluaran maupun hasil yang dicapai yang dihasilkan.

 

Contoh RPP Kokurikuler Gerakan 7 KAIH

Inspirasi contoh aktivitas 1 : Kebiasaan Berolahraga melalui Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH)

Kemendikdasmen telah mengeluarkan Surat Edaran Bersama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama tentang Penguatan Pendidikan Karakter melalui Pembiasaan di satuan pendidikan. Penguatan pendidikan karakter melalui Pagi Ceria adalah melakukan Senam Anak Indonesia Hebat. Satuan pendidikan juga bertujuan menguatkan eksplorasi kegiatan olahraga murid.

Nama satuan pendidikan : SD Cerdas Berkarakter
Kelas : II
Tema : Hidup sehat
Alokasi Waktu : 48 JP
Lokasi Kegiatan : di lingkungan satuan pendidikan dan lingkungan sekitar

A. Dimensi Profil Lulusan

Kesehatan dan Kemandirian

B. Tujuan Pembelajaran

1. memahami manfaat berolahraga bagi tubuh.

2. pembiasaan kegiatan berolahraga

C. Praktik Pedagogis

Pembelajaran kontekstual, Observasi ke Lapangan.

D. Lingkungan pembelajaran

Penguatan karakter melalui kebiasaan berolahraga dengan mengedepankan pendekatan yang memuliakan melalui pembiasaan yang dilakukan secara berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan pada ekosistem yang mendukung.

E. Kemitraan Pembelajaran

1. Satuan pendidikan, kolaborasi antara Guru PJOK dan IPAS

2. Keluarga, menggiatkan anak untuk bergaya hidup aktif dan terbiasa berolahraga.

3. Masyarakat

a. pemilik pusat kebugaran, kunjungan ke pusat kebugaran

b. praktisi kesehatan, melakukan wawancara dengan atlet atau dokter

c. Organisasi sosial masyarakat dan aparat pemerintah, ikut menyosialisasikan dan menggiatkan kegiatan berolahraga di lingkungan

F. Kegiatan

1. Pendidik mengajak murid mendiskusikan kegiatan olahraga murid dan frekuensi yang dilakukan selama ini serta memberikan sumber belajar tentang pentingnya berolahraga

2. Murid menginvestigasi manfaat dari berolahraga dan berbagai kegiatan olahraga yang dianjurkan untuk rentang usianya dari berbagai sumber (guru tamu dari dunia kesehatan/ atlet/ buku/ dsb)

3. Murid melakukan kunjungan ke pusat kebugaran atau tempat sejenis dimana kebiasaan olahraga terjadi untuk melihat manfaat dari berolahraga teratur

4. Murid menunjukkan temuan pentingnya berolahraga dan ragam olahraga yang direkomendasikan untuk dirinya

5. Penyusunan rencana kegiatan kokurikuler berupa kebiasaan berolahraga (murid menyepakati kegiatan-kegiatan olahraga yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu)

6. Pembuatan buku jurnal kesehatan

7. Pembiasaan kegiatan berolahraga

a. Guru membangun kesepakatan dengan murid untuk melaksanakan Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH) dan kegiatan berolahraga lainnya, baik di satuan pendidikan dan di rumah

b. Murid melaksanakan kegiatan berolahraga di satuan pendidikan dan bekerjasama dengan orang tua untuk pelaksanaan di rumah

c. Murid mengisi jurnal pelaksanaan.

8. Diskusi berkala terkait manfaat dari kebiasaan berolahraga

a. Murid membahas hasil evaluasi jurnal yang mereka isi tiap rentang waktu tertentu yang disepakati.

b. Murid berdiskusi tentang manfaat berolahraga atau perbedaan yang dirasakan setelah lebih rutin berolahraga dengan para narasumber-narasumber yang berkompeten

G. Asesmen

Formatif: Teknik observasi dengan instrumen catatan anekdotal

Screenshot 549

Sumatif: Penilaian kinerja dengan instrumen rubrik

Screenshot 550

Inspirasi contoh aktivitas 2 : Kebiasaan Bangun Pagi dan Tidur Cepat

Dari hasil identifikasi awal di kelas, ternyata banyak murid yang tidak fokus mengikuti pelajaran di kelas. Setelah dilakukan identifikasi, salah satu penyebabnya anak yang tidur larut malam sehingga bangun pagi terlambat menyebabkan mereka melakukan persiapan yang terburu-buru ke satuan pendidikan dan masih mengantuk ketika di kelas pelajaran pagi. Oleh karena itu, diputuskan pada kelas itu, murid untuk melakukan kebiasaan bangun pagi dan tidur cepat.

 

Nama satuan pendidikan : SMP Cerdas Berkarakter
Kelas : VII
Tema : Generasi Sehat dan Bugar
Alokasi Waktu : 60 JP
Lokasi Kegiatan : di lingkungan satuan pendidikan dan rumah

A. Dimensi Profil Lulusan

Kesehatan dan Penalaran Kritis

B. Tujuan Pembelajaran

1. menumbuhkan kebiasaan tidur cepat dan bangun pagi

2. memahami manfaat dari tidur cepat dan bangun pagi

C. Praktik Pedagogis

Pembelajaran pada kegiatan kokurikuler ini menggunakan prinsip pembelajaran saintifik.

D. Lingkungan pembelajaran

Penguatan karakter melalui kebiasaan bangun pagi dan tidur cepat dengan mengedepankan pendekatan yang memuliakan melalui pembiasaan yang dilakukan secara berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan pada ekosistem yang mendukung.

E. Pemanfaatan Digital

Video pembelajaran tentang pengaruh kebiasaan tidur terhadap kesehatan, pengumpulan data dari sumber digital tentang pentingnya tidur cukup dan bangun pagi oleh murid

F. Kemitraan Pembelajaran

1. satuan pendidikan, kolaborasi antara Guru IPA, Guru Bahasa Indonesia dan Komite satuan pendidikan

2. Keluarga, menggiatkan anak untuk pembiasaan bangun pagi dan tidur cepat.

3. Masyarakat: tokoh masyarakat dan tokoh agama, memberikan inspirasi pentingnya kebiasaan bangun pagi dan tidur cepat bagi anak-anak.

G. Kegiatan

1. Pendidik mengajak murid mendiskusikan kebiasaan jam tidurnya dan membandingkan dengan teman, murid menceritakan pengalaman dan perbedaan apa yang dirasakan di esok hari ketika tidur lebih cepat dan tidur larut malam

2. Murid melakukan pengumpulan data dan referensi terkait urgensi dan manfaat tidur cukup dan bangun pagi dari berbagai sumber (termasuk misalnya wawancara dengan ahli kesehatan/ tokoh masyarakat/ tokoh agama) dan mendiskusikan temuannya

3. Murid menyimpulkan hasil pengumpulan data

4. Penyusunan rencana kegiatan kokurikuler melalui kebiasaan bangun pagi dan tidur cepat

5. Pembuatan catatan harian atau jurnal

6. Pembiasaan bangun pagi dan tidur cepat

a. Guru membangun kesepakatan dengan murid untuk melaksanakan kebiasaan bangun pagi dan tidur cepat di rumah

b. Murid mengeksplorasi strategi-strategi yang dapat mendukung pelaksanaan tidur cepat dan bangun pagi

c. Murid mengisi jurnal pelaksanaan bangun pagi dan tidur cepat.

7. Murid membahas hasil evaluasi catatan harian atau jurnal yang mereka isi, tantangan yang dialami dalam pelaksanaan tidur cepat dan bangun pagi serta solusinya

8. Murid mempresentasikan proses pengalamannya berupaya tidur cepat dan bangun pagi serta perubahan yang dirasakan oleh tubuh dan pikiran.

 

H. Asesmen

Formatif: Teknik observasi dengan instrumen catatan anekdotal

Screenshot 551

Sumatif: Penilaian kinerja dengan instrumen rubrik

Screenshot 552


BACA JUGA : 

 

sumber

Demikianlah postingan ini, jika menurut Anda Bermanfaat silahkan SHARE, Terimakasih

@Salam Website Nasty

telegram

0 Response to "Contoh RPP Kokurikuler Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat"

Post a Comment

Silahkan Berkomentar dengan Jelas dan Sopan